PERBERDAYAAN EKONOMI

          Perekonomian Indonesia sedemikian terpuruk. Akibat dari keadaan ini, rakyat merasakan kesulitan dan kesusahan. Apalagi, mereka yang bermata pencaharian petani, hari ini semakin bingung, musim yang tidak menentu dan harga pupuk yang mahal, serta daya jual hasil pertanian yang rendah menambah buruknya keadaan. Implikasinya, kuantitas kemiskinan semakin meningkat.
Siapa yang salah? Sudah terlalu sering pemerintah disalahkan. Meskipun pemerintah memegang peran penting dalam perubahan. Sejenak, ada baiknya perhatian dialihkan kepada rakyat sendiri.
Disadari, bahwa manusia memiliki potensi besar dalam segala hal. Potensi itu perlu diaktualisasikan. Hanya saja, masyarakat belum begitu sadar. Mereka lebih suka disebut lemah dan miskin, kemudian menerima subsidi. Inilah fakta. Sehingga, potensi besar yang dianugerahkan Tuhan, semakin terlupakan dan terkubur. Potensi ini, perlu dibangunkan dari tidurnya.
Jika selama ini, pemerintah, sudah memberikan beberapa bentuk subsidi kepada masyarakat, hal itu baik untuk jangka pendek. Untuk jangka panjang, subsidi hanya memberikan sedikit manfaat. Hal yang tidak mungkin, pemerintah mensejahterakan seluruh rakyat, jika rakyatnya SDM-nya rendah. Mereka hanya akan bergantung, bukan berdiri sendiri. Filosofi, memberi kail bukan ikan, ada baiknya diterapkan. Utamanya, ditengah globalisasi yang semakin menggila.
Selain subsidi yang telah berjalan, perlu ditanamkan juga akan kesadaran berwirausaha bagi masyarakat dan pelatihan kreatif usaha, bukan hanya slogan. Praktek nyata dilapangan yang mutlak perlu. Ini akan sangat bermanfaat bagi masa mendatang. Disana sini, misalnya, perlu dibangun koperasi petani dan tempat pengolahan hasil pertanian, sehingga daya jual meningkat. Ini penting. Ringkasnya, jika masing-masing individu mampu memberdayakan dirinya sendiri, otomatis ekonomi satu masyarakat akan meningkat dengan sendirinya. Kemudian, pemerintah hanya perlu mendukung usaha tersebut untuk berkembang lebih baik.
Mungkin butuh waktu. Namun, akan sangat bermanfaat jika bisa diterapkan. Jangan sampai mental yang terbentuk dalam masyarakat adalah mentah lemah yang hanya mengandalkan bantuan dan subsidi. Mental itu tak dibutuhkan. Bahkan, jangka kedepan, Indonesia akan mampu menghadapi globalisasi dengan “kuda-kuda” kuat dan siap memberikan kejutan kreatif dalam ekonomi.



0 comments:

Post a Comment